Kita memang saling mencintai. Hanya saja tak mampu saling membahagiakan. Tapi juga tak sanggup untuk saling menyakiti. Biar Tuhan saja lah yang menamai apa perasaan kita ini namanya.
Satu hal yang pasti. Aku masih suka ketika kita saling bertatap mata. Lalu seolah aku bercermin melihat perasaanku juga ada di sana, dalam matamu. Bagiku, juga bagimu, mungkin semua ini sudah cukup untuk tetap menjaga percik api cinta dalam hati kita ini abadi. Walau tanpa sumbu.