Wednesday, December 28, 2011

Jawaban. Untuk yang ingat.

Not-a-very-important post actually.
But. It is so much important for me. And him. Maybe..

Aku biasa dengan kamu. 
Aku biasa memiliki hari, waktu, udara, air, penglihatan, ah.. atau apalah itu yang ada didunia, dengan kamu.
Aku biasa mengalami sebuah moment, yang juga kamu alami. Di waktu yang sama. Di tempat yang sama. Di dalam perasaan yang juga sama. 
Aku biasa berbagi semua keluh dengan kamu. Semua riang juga dengan kamu. Dan semua hal yang aku tidak tahu persis apa itu, dengan kamu.
Aku biasa menumpahkan segala perasaan emosi, marah, kagum, bangga, dengan kamu.
Aku biasa menjadikan diri aku, itu kamu.
Aku biasa menjadi kamu, dengan aku yang tetap juga aku.
Ah. Aku memang sudah terlalu terbiasa dengan kamu. Semua. Semuanya memang menjadi sebuah biasa untuk aku bisa dengan kamu.

Kamu ingat tentu, apa yang kita bicarakan dini hari tadi. Pukul 1 tanggal 28 Desember.
Aku tau jawaban atas pertanyaan aku yang tadi pagi pun tidak kamu ingat.
Setelah semua cerita itu. Setelah kamu bilang saat ini dan aku tidak seperti kemarin. Saat aku kembali bertanya kenapa dan kamu jawab, "aku gak tau kenapa. tapi emang gitu, aku kecewa tapi gak sekecewa dulu".

Dan, ya, memang, seharusnya dulu memang tidak perlu kamu rasakan lagi.
Aku tau apa jawaban atas pertanyaan kenapa dari aku. Aku tau. Persis. Pasti persis. Jawabannya singkat saja.

Karena, karena sekarang kamu memang sudah terbiasa tanpa diri aku. Sudah terbiasa memiliki perasaan yang biasa. 

Dan sekarang, mungkin memang semua biasa yang dulu akan menjadi biasa yang sekarang.
Apa lagi ya?! 
Mungkin, aku mau bilang. Maaf, sampai sekarang, detik ini aku menutur huruf, aku memang belum bisa menjadi seseorang dibalik aku yang terlalu biasa dengan kamu.

Last.
Saat ini, sekiranya aku bisa sekali saja menjelma menjadi hujan. Pasti akan aku derasi, tubuhmu dengan pelukan.

Terima kasih untuk waktumu buatku, dearest. You're special as always.