Ini murni tulisan yang aku buat tentang secuil pelajaran-pelajaran yang Tuhan kasih ke hidupku. Ke kehidupanku yang juga jadi sedikit bagian kehidupan orang lain. Entah aku yang memang cengeng, hobi nangis atau apa yang jelas terkadang aku terlalu peka untuk melihat keadaan sekitarku. Aku bisa aja nangis di tempat umum secara spontan kalo misalnya ada suatu kejadian yang sampe aku sendiri miris dan merasa sangat amat beruntung menjadi diriku walopun tetep dengan keterbatasan yang aku miliki.
Tadi siang aku ngeliat sekelompok kuli kasar yang sedang membenahi jalan raya. Pada saat aku melihat mereka, mereka tidak sedang bekerja akan tetapi sedang bercengkrama sesekali diikuti oleh gelak tawa. Diantara kuli itu ada seorang bapak dengan perawakan tegap, berkumis putih (kumisnya udah ubanan), pake topi, baju seragam kuli, cangkul dan aku lihat bapak itu cukup tua atau bahkan menjadi yang paling tua diantara sekelompok kuli itu. Yang aku ga bisa lupain adalah senyuman atau lebih tepatnya tertawa kecilnya itu. Pasti beban dirinya sebagai seorang kepala keluarga sedikit banyak ada dalam pikirannya tapi beliau mampu berbahagia diatas pekerjannya, walopun dia sendiri tau kalo pekerjaannya itu masih akan jauh membawa dia untuk dekat dengan kesejahteraan hidupnya.
aku miris banget ngeliat pemandangan itu. Aku miris ngeliat anak –anak punk dijalan, aku miris liat kakek atau nenek nenek yang harus cari nafkah, aku miris liat mereka yang seharusnya ga terbebani dengan tanggungan yang seharusnya ga ditanggungnya.
Aku kasian sama mereka, rasanya mau aja gitu ngasih pekerjaan layak, uang yang banyak, atau biaya buat sekolah kepada mereka tapi apa daya aku? aku pun memiliki keterbatasan. Aku bangga bisa hidup diantara keluargaku, aku ga perlu cari rejeki untuk diriku, aku bisa ngelanjutin sekolah, aku masih dikasih uang jajan. Aku beruntung. Walau harta yang keluargaku miliki masih jauh dari kata berlebihan. Tapi Alhamdulillah masih cukup menghidupi keluargaku.
Aku mau banget bisa berbagi sama mereka. Kalau Tuhan ngasih aku kuasa untuk menolong mereka mereka itu, PASTI akan aku tolong. Hmm.. apa yang aku pikirin masih banyak, tapi males nulisnya
Yang jelas aku ga akan pernah males bilang terimakasih pada Tuhan atas rasa peka yang Dia beri untuk aku dalam menghadai dunia nyata yang terbentang luas didepan aku.
Tadi siang aku ngeliat sekelompok kuli kasar yang sedang membenahi jalan raya. Pada saat aku melihat mereka, mereka tidak sedang bekerja akan tetapi sedang bercengkrama sesekali diikuti oleh gelak tawa. Diantara kuli itu ada seorang bapak dengan perawakan tegap, berkumis putih (kumisnya udah ubanan), pake topi, baju seragam kuli, cangkul dan aku lihat bapak itu cukup tua atau bahkan menjadi yang paling tua diantara sekelompok kuli itu. Yang aku ga bisa lupain adalah senyuman atau lebih tepatnya tertawa kecilnya itu. Pasti beban dirinya sebagai seorang kepala keluarga sedikit banyak ada dalam pikirannya tapi beliau mampu berbahagia diatas pekerjannya, walopun dia sendiri tau kalo pekerjaannya itu masih akan jauh membawa dia untuk dekat dengan kesejahteraan hidupnya.
aku miris banget ngeliat pemandangan itu. Aku miris ngeliat anak –anak punk dijalan, aku miris liat kakek atau nenek nenek yang harus cari nafkah, aku miris liat mereka yang seharusnya ga terbebani dengan tanggungan yang seharusnya ga ditanggungnya.
Aku kasian sama mereka, rasanya mau aja gitu ngasih pekerjaan layak, uang yang banyak, atau biaya buat sekolah kepada mereka tapi apa daya aku? aku pun memiliki keterbatasan. Aku bangga bisa hidup diantara keluargaku, aku ga perlu cari rejeki untuk diriku, aku bisa ngelanjutin sekolah, aku masih dikasih uang jajan. Aku beruntung. Walau harta yang keluargaku miliki masih jauh dari kata berlebihan. Tapi Alhamdulillah masih cukup menghidupi keluargaku.
Aku mau banget bisa berbagi sama mereka. Kalau Tuhan ngasih aku kuasa untuk menolong mereka mereka itu, PASTI akan aku tolong. Hmm.. apa yang aku pikirin masih banyak, tapi males nulisnya
Yang jelas aku ga akan pernah males bilang terimakasih pada Tuhan atas rasa peka yang Dia beri untuk aku dalam menghadai dunia nyata yang terbentang luas didepan aku.