KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji saya sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat hidayahNya lah saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan jurnal ini. Tidak lupa juga saya sampaikan salam kepada junjungan Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Pembuatan jurnal ini adalah berkaitan dengan metode pembelajaran dalam e-Learning. Didalamnya akan dijelaskan secara mendetail apakah definisi dari e-Learning, manfaat apa saja yang ada didalamnya, kelemahan dan kelebihan menggunakan metode ini pun akan dibahas. Pembuatan jurnal tentang e-Learning ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informatika yang saat ini sedang saya ikuti.
Saya yakin dalam jurnal saya kali ini pasti masih banyak kekurangannya. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Anda sekalian. Hal ini dimaksudkan agar dikemudian hari saya dapat membuat jurnal yang lebih baik lagi.
Pamulang, Oktober 2009
Putri Pratiwi
Abstraksi
Didalam era sekarang ini tentunya penduduk Indonesia sudah tidak asing lagi dengan istilah internet walaupun pada nyatanya ada pula beberapa daerah pedalaman yang belum mengetahui dan belum mendapatkan koneksinya. Internet adalah salah satu media komunikasi yang cukup membantu semua kalangan. Penyampaian berita pun bisa lebih cepat. Maka dari itu, banyak orang ataupun perusahaan yang menggunakan jasa Internet untuk kepentingan pribadinya taupun kepentingan bersama.
Dalam pemanfaatannya, Internet juga bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Istilah atau pelayanan Internet dalam dunia pembelajaran disebut E-Learning. E-Learning dewasa ini banyak digunakan. Hal ini pun tak lepas dari kemudahan-kemudahan metoda pembelajaran dalam sistem E-Learning tersebut. Dengan adanya optimalisasi E-Learning diharapkan terjadinya sharing knowledge atau informasi antar pelajar dan pengajar sehingga hasil penyerapan materi yang diajarkan dapat mencapai tingkat yang maksimum. Sebelum masuk terlebih dahulu, kata optimalisasi harus diperjelas bahwa konteks optimalisasi adalah E-Learning telah diberdayakan dari segi pengaksesan, update terhadap content, dan kemudahan penggunaan sehingga pengguna dapat memperoleh seluruhknowledge yang dibutuhkan dari E-Learning tersebut dan memahami subjek pembelajaran yang sedang dihadapi.
Kata Kunci = E-Learning, sharing knowledge, update, content
Pendahuluan
Istilah E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang dapat diterima dari pengertian E-Learning adalah merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. Dalam artian yang lebih luas E-Learning pun dapat diartikan sebagai sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Jadi dapat kita simpulkan bahwa E-Learning adalah metode belajar-mengajar yang menggunakan media jaringan komputer ataupun internet. Bahan ajarannya disampaikan melalui media elektronik dan bahan mengajarnya pun otomatis menggunakan media elektronik. Dalam kegiatan belajar-mengajar yang menggunakan media elektronik dan sambungan internet seperti E-Learning, maka system dan aplikasi elektronik sangat mendukung dan menjadi harus tersedia.
E-Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang modern. Karena dalam prakteknya, komputer yang akan kita gunakan harus sudah tersambung pada jaringan internet. Jika tidak, maka tidak dapat dilakukannya metode pembelajaran E-Learning tersebut.
Dalam metode pembelajarannya, E-Learning memiliki beberapa keunggulan dan manfaat bagi seseorang yang menggunakan layanan ini. Tetapi ada kalanya juga E-Learning memiliki kekurangan.
Ruang Lingkup
E-learning adalah ekstensifikasi metode pembelajaran yang mengijinkan guru dan murid berada dalam waktu dan ruang yang tidak sama. Jadi ada beberapa komponen dalam elearning, yaitu:
Jaringan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang dalam elearning, dapat berupa intranet ataupun internet. Ini dimaksudkan agar banyak komputer yang terhubung sehingga memperluas area belajar walaupun dengan waktu yang tetap terbatas.
Materi belajar yang tersedia dalam sistem pembelajaran seperti tersedianya media belajar seperti modul, presentasi, gambar/film ilustrasi, dan sebagainya. Media-media belajar yang dimanage dalam sebuah elearning agar memberikan kemudahan pada murid untuk mengaksesnya.
Adanya interaksi/umpan balik antara guru dan siswa yang dapat berdiskusi bila menemukan kesulitan. Metode diskusi dapat melalui chat, forum, mailing list, telephon, dan berbagai macam cara yang mengijinkan diskusi antara guru dan siswa. Bahkan ada sebuah aplikasi yang mengadakan virtual class yang diselenggarakan secara streaming melalui jaringan.
Penjadwalan (silabus) yang jelas dan dapat diketahui oleh semua peserta belajar agar tercipta ketertiban dan kedisiplinan walaupun berada dalam ruang dan waktu yang tidak sama.
Adanya evaluasi untuk mengukur perkembangan dan kemajuan peserta belajar. Evaluasi dapat melalui tugas, polling, kuis, dan reward pencapaian peserta belajar terhadap materi yang telah diberikan.
Yang dapat dilakukan sistem e-Learning secara umum, seperti:
On-line Delivery, kemampuan untuk menyediakan bahan pelajaran yang dapat disajikan secara on-line, termasuk proses pencarian, pendaftaran, hingga hasil yang didapat dari proses tersebut.
Content Assembly, membangun struktur bahan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Assesment, kemampuan untuk menyediakan proses test ataupun pengujian terhadap materi pengajaran yang disediakan.
Competency Management, Sistem menyediakan fasilitas untuk menyimpan infromasi mengenai kompetensi yang berhubungan dengan materi pelajaran dan juga pesertanya.
Standar Import/ Export, Sistem eLearning diharapkan terbuka terhadap content yang biasanya di dapat dari luar. Sehingga interaksi dengan sistem diluar sangat diperlukan. Bahan pengajaran yang biasanya digunakan memenuhi standard SCORM, IMC dan juga AICC.
Collaboration, sistem memiliki fasilitas komunikasi yang bersifat dua arah dan interaktif antara: peserta, pengajar, dan juga pihak-pihak lain.
On-line Delivery, kemampuan untuk menyediakan bahan pelajaran yang dapat disajikan secara on-line, termasuk proses pencarian, pendaftaran, hingga hasil yang didapat dari proses tersebut.
Content Assembly, membangun struktur bahan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Assesment, kemampuan untuk menyediakan proses test ataupun pengujian terhadap materi pengajaran yang disediakan.
Competency Management, Sistem menyediakan fasilitas untuk menyimpan infromasi mengenai kompetensi yang berhubungan dengan materi pelajaran dan juga pesertanya.
Standar Import/ Export, Sistem eLearning diharapkan terbuka terhadap content yang biasanya di dapat dari luar. Sehingga interaksi dengan sistem diluar sangat diperlukan. Bahan pengajaran yang biasanya digunakan memenuhi standard SCORM, IMC dan juga AICC.
Collaboration, sistem memiliki fasilitas komunikasi yang bersifat dua arah dan interaktif antara: peserta, pengajar, dan juga pihak-pihak lain.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya jurnal ini adalah sebagai berikut :
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa definisi dari E-Learning
2. Mengetahui manfaat E-Learning bagi masyarakat
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran E-Learning
4. Mengetahui apa saja komponen-komponen dalam E-Learning
5. Mengetahui metode-metode penyampaian bahan ajaran dalam E-Learning
5. Mengetahui metode-metode penyampaian bahan ajaran dalam E-Learning
Permasalahan
Dewasa ini metode pembelajaran dengan menggunakan jasa internet sudah mulai di gunakan oleh sebagian masyarakat atau lebih tepatnya sebagian dosen atau guru dan siswa ataupun mahasiswa. Hal ini tak lepas dari mudahnya cara menggunakan metode pembelajaran tersebut. Selain itu, metode pembelajaran dengan menggunakan jasa internet dan beberapa komponen elektroniknya dapat memudahkan siswa untuk mengerti apa yang telah dipelajari dan ataupun yang sedang di beri pengajarannya.
E-Learning, nama lain dari teknik pembelajaran tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda. Dalam jurnal ini saya akan membahas beberapa poin yang ada kaitannya dengan metode pembelajaran elektronik yang dapat kita sebut E-Learning beserta segala kekurangan dan kelebihannya.
Pembahasan
E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakanistilah yang berbeda beda dengan e-Learning, namun pada prinsipnya e-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. e-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-Learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-Learning Penggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin hari semakin berkembang telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan mediamedia tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik atau guru menggunakan alat bantu seperti video dan music yang dapat membuat anak merasa tidak bosan. Dengan menggunakan alat bantu video dan musik peserta didik dapat belajar dengan suasana yang tidak membosankan karena pada dasarnya peserta didik mempunyai daya pikir sendiri untuk dapat mengembangkan kemampuannya dalam memperoleh informasi dari yang dipelajarinya. Sedangkan dengan menggunakan media lain seperti computer peserta didik dapat juga memperoleh informasi dalam lingkup yang lebih luas dari berbagai sumber melalui ruang maya dengan menggunakan internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Definisi dari E-Learning adalah metode pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan koneksi Internet. E-Learning memungkinkan seseorang untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learningsering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi E-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola E-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. E-learning, seperti juga namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Jika Anda memiliki komputer yang terkoneksi dengan Internet, Anda sudah bisa berpartisipasi dalam e-learning. Dengan cara ini, jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas). Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian pelajaran dengan kualitas yang relatif lebih standar dari pada pembelajaran di kelas yang tergantung pada “mood” dan kondisi fisik dari instruktur. Dalam e-learning, modul-modul yang sama (informasi, penampilan, dan kualitas pembelajaran) bisa diakses dalam bentuk yang sama oleh semua siswa yang mengaksesnya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional di kelas, karena alasan kesehatan atau masalah pribadi, satu instruktur pun bisa memberikan pelajaran di beberapa kelas dengan kualitas yang berbeda.
Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan E-Learning sebagai berikut :
- Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
- Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
- Pembelajaran formal vs. informal
- Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
- Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
- Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
- Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensionaldi kelas, E-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait. Definisi mengenai E-Learning juga muncul atau dikemukakan oleh beberapa tokoh misalnya menurut Allan J. Henderson, E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The E-Learning Question and Answer Book, 2003). Henderson menambahkan juga bahwa e-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas. William Horton menjelaskan bahwa e-Learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet).
Elemen e-Learning
Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa dari e-learning (Clark & Mayer, 2007, p.10):
1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.
2. Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dam dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.
3. Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya.
Komponen e-Learning
· E-Learning System
· E-Learning Content
· Infrastructure
Manfaat Belajar dengan menggunakan e-Learning:
1) Pembelajaran dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja waktunya
2) Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instrukturnya
3) Bisa menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
5) Dapat menghemat biaya, misalnya biaya yang dikeluarkan untuk sampai ke tempat belajar sudah tidak ada lagi.
Keuntungan Menggunakan e-Learning sebagai metode pembelajaran:
1) Ketersediaannya bisa mencapai waktu 24 jam, beda dengan metode pembelajaran konvensional yang terbatas.
2) Tempat belajarnya bisa dimana saja sesuai kemauan kita asalkan tempat tersebut terkoneksi dengan jaringan internet
3) Pesertanya tidak terbatas tidak seperti dikelas yang terbatas sesuai dengan kapasitas kelas
4) Instrukturnya fleksibel bukannya terjadwal jadi kapanpun butuh maka akan terpenuhi 5) Materi pembelajarannya mudah untuk diupdate
6) Metodenya menggunakan multimedia, sudah tidak lagi paper based
7) Simulasinya low cost
8) Tidak adanya biaya akomodasi jadi bisa lebih berhemat
Kelemahan Penggunaan e-Learning:
1) Kurangnya interaksi secara fisik antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Optimalisasi Penggunaan e-Learning
Implementasi suatu suatu system cenderung akan kurang optimal jika tidak ditunjang oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Begitu jua dengan keberhasilan pelaksanaan system e-learning . Selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi yang memadai juga harus ditunjang oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Dalam hal ini perlu diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegiatan (Natakusumah, 2002).
Secara konsep, dosen yang menerapkan pola e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu (Engkos Koswara, 2005):
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru,
d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru,
d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
Fitur E-learning:
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2007, p. 11):
1.Konten yang relevan dengan tujuan belajar
2.Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.
3.Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
4.Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
5. membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar
3.Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
4.Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
5. membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar
Kesimpulan dan Saran
Dengan adanya metode pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet atau e-Learning maka sistem belajar-mengajar jadi lebih mudah dan fleksibel. Banyak juga manfaat-manfaat yang dihasilkan dari metode pembelajaran yang satu ini. Asal ada koneksi dari internet, perangkat dan komponen alat elektronik yang mendukung, maka belajar dimana saja dan kapan saja pun dapat kita lakukan.
Dengan adanya fasilitas internet, maka pendidikan bisa semakin maju. Internet memudahkan siswa maupun pengajar mendapatkan bahan dengan cepat dan mudah untuk bahan pembelajaran, sehingga bahan yang diajarkan tidak hanya dari satu sumber saja. Internet juga memungkinkan e-Learning (dengan internet) terjadi, sebagai solusi dari pendidikan yang monoton itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat masih perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka, Selain itu pemerintah perlu mengadakan internet murah, sehingga siapa saja dapat memanfaatkan internet. Dan pemerintah pun seharusnya dapat mensosialisasikan fasilitas internet tidak hanya dikota atau didesa yang dekat dengan kota. Tetapi didesa pedalaman juga seharusnya ada koneksi internet.
Referensi
- wordpress.com
- www.cert.or.id
- Comerchero.M, 2006, E-Learning Concepts and Techniques. London: Bloomsburg.
- wikipedia.com
- Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007, Agustus 2007
- ilmukomputer.com